![]() |
18 Hal yang Hanya
Diketahui Para “Pecinta Jogja Sejati”
|
1. Sepanjang Malioboro penuh cerita
Bagi saya, sepanjang
pedestrian Malioboro menawarkan banyak cerita yang selalu membuat saya
merindukan Jogja. Alunan musik angklung
di pinggir jalan Malioboro menjadi tontonan menarik ketika malam hari. Banyak
andong berderet-deret di sepanjang jalan. Kebanyakan andong tersebut digunakan
untuk berwisata., bukan untuk alat transportasi warga Jogja. Ketika lewat dari
pukul 9 malam, kamu akan dimanjakan beragam kuliner khas Jogja di sini.
2. Belanja batik khas
Jogja dikerumunan Pasar Beringharjo
Di sinilah saya bisa
membawa pulang banyak batik dengan harga terjangkau. Jangan lupa untuk menawar.
Karena biasanya pedagang memberikan harga 2 kali lipat dari harga aslinya.
Beruntung sebelum ke sini, saya mendapat beberapa tips dari teman saya yang
berdomisili di sini.
3. Ramai-ramai bersama
teman ke Transtudio ala Jogja
Event tahunan yang di
gelar di pelataran alun-alun utara ini selalu menjadi tempat favorit untuk
masyarakat Jogja dan juga warga pendatang. Di sinilah saya dapat menemukan
Transtudio ala Jogja beratapkan langit.
Ada satu permainan yang
paling digandrungi anak muda di sini, yaitu kora-kora. Mengantri permainan ini
serasa mengantri sembako bulanan.
Ada satu hal yang
membuat saya terheran-heran sebenarnya, yaitu pakaian bekas yang dijual bebas
di sini. Orang-orang menyebutnya dengan pakaian ‘ngawul’. Ada yang bilang,
bukan anak gaul namanya jika tidak berburu baju bermerk di lokasi ini.
4. Kongkow santai di
Angkringan Kopi Joss
Menikmati secangkir
kopi dengan tambahan arang di atas kopi tentu saja hal yang tidak biasa.
Bercengkrama hingga sampai malam, mendengarkan musisi jalanan yang bisa di
bayar dengan tarif per lagu, gorengan murah yang ditemui dengan harga Rp 500,-,
dan semua makanan yang sangat terjangkau harganya, semua keramahan itu ada di
sini. Tempat yang cocok untuk kongkow seru bersama teman-temen saya. Sambil
membicarakan hal-hal serius, lelucon, hingga terlontar sebuah nasihat
penyemangat.
5. Suasana horor makan
di Raminten
Suasana makan beraroma
kejawen bisa kamu nikmati di sini. Selain itu, sedikit saya dikejutkan oleh
penampilan waiters-waiters maco yang baik hati. Tapi hati-hati, mungkin mereka
adalah bagian dari guy. Cukup lama untuk mendapati makanan sampai
di meja saya, karena
tempat ini selalu ramai.
6. Nangis bombay saat
santap Oseng-oseng Mercon Bu Narti
Di sepanjang Jalan KH.
Ahmad Dalan, saya bisa menemukan deretan warung makan oseng-oseng mercon pada
malam hari. Namun dari sekian banyak warung, oseng-oseng Bu Narti lah yang
sering saya kunjungi.
Paduan nasi putih
hangat dengan lauk oseng-oseng kikil super pedas meledak di mulut, membuat saya
pantang berhenti sebelum habis.
7. Kampung Gudeg
Wijilan
Dari kompleks keraton
Yogyakarta, saya bisa berjalan kaki 10 menit untuk bisa menikmati kampung
gudeg. Pun saya bisa melahap rasa manisnya gudeng dengan lauk pauk khasnya.
8. Berburu buku-buku
bekas di Shopping Center
Saya penyuka dunia
traveling dan menulis. Tentunya saya tidak lepas dari sebuah buku.
Beberapa kali saya
mendapat rekomendasi buku jadul yang sudah tidak terbit lagi di toko-toko buku
modern. Di shopping center ini saya menemukan penerangan. Akhirnya kudapat buku
langka tu dengan harga yang miring.
9. Berburu Kerajinan
Perak Kota Gede
Tak masalah ketika saya
berkali-kali keluar masuk toko pengrajin perak di Kota Gede, karena di deretan
pengrajin perak ini, setiap toko memasang tarif. Lama berkeliling saya bisa
mendapatkan penyangga liontin batu dengan harga yang jauh berbeda dari tempat
lain.
10. Cokelat Monggo,
cokelat terbaik racikan ahli cokelat Belgia
Cokelat khas Jogja ini
mengandung cita rasa lokal dengan kualitas standar Eropa. Walaupun namanya
sudah besar, mereka tidak segan untuk berbagi ilmu. Bahkan saya diperbolehkan
masuk untuk melihat proses pembuatannya, rasa Red Chili, Orange Peel, Ginger,
dan Mango menjadi pilihan untuk saya bawa pulang menjadi oleh-oleh.
11. Sunset Cantik di
Istana Ratu Boko
Megahnya candi Ratu
Boko dengan pemandangan langit senja, disusul burung bangau yang terbang
membentuk segita, menjadi pemandangan yang sangat langka bagi saya.
Tidak semua orang bisa
mendapatkan momen langka seperti ini. Sunset di candi ratu boko menjadi
alternatif lain untuk menunggu senja sambil mencari spot bagus untuk mengambil
gambar.
12. Semangkuk wedang
Ronde di tengah beringin kembar
Untuk alasan apalagi
saya mengunjungi Alun-Alun Kidul kalau tidak untuk mencoba sebuah permaianan
yang berhubungan dengan kepercayaan orang Jogja. Berkali-kali mencoba tetap
saja saya gagal untuk melewati beringin tersebut. Tak apa, mungkin mitos
tersebut hanya berlaku bagi orang yang percaya.
Mungkin aku sedang
tidak beruntung bermain dengan permainan tersebut. Saya menepi dan memilih
untuk menghangatkan tubuh dengan semangkuk wedang ronda di tengah alun-alun.
Ah, Jogja terlalu istimewa.
13. Surganya Pantai
Saya tidak perlu
jauh-jauh berkunjung hingga luar pulau untuk menikmati beragam pantai. Karena
daerah Gunung Kidul Wonosari menawarkan puluhan pantai indah yang siap
memanjakan mata.
Hanya membutuhkan waktu
kurang lebih 2 jam dari kota, saya bisa puas bermain ombak. Ada beberapa pantai
yang lokasinya berdekatan, sehingga sekali jalan saya bisa mengunjungi hingga 3
pantai sekaligus.
14. Keramahan warga lokal Jogja
Dugaan saya salah
ketika pertama berkunjung ke Jogja mengenai warga lokalnya. Saat memutari
kompleks perumahan sekedar untuk mengenal lokasi tempat tinggal, beberapa kali
saya mendapati orang-orang mulai dari ibu-ibu juga bapak-bapak tersenyum ramah
bahkan bertanya sekedar menyapa. Saya dibuat malu yang sebelumnya bersikap acuh
pada mereka
15. Rumah bagi seniman
Inilah gudangnya
orang-orang super kreatif. Dan tempat yang cocok untuk mereka yang berjiwa
seniman. Salah satu bentuk konkritnya, ketika penyelenggaraan Jogja Art tahun
lalu. Banyak karya seni datang dari anak muda. Satu karya yang membuat saya
ingin memilikinya, boneka-boneka dari karung berjejer rapi yang dibuat untuk
simbol pemerintahan Indonesia sekarang.
16. Warung Burjo
dimana-mana
Saya tak perlu menahan
lapar sampai pagi di sini. Warung burjo siap melayani 24 jam dengan menu harga
mahasiswa.
17. Dinner romantis di
Kolam Susu
Saya tak pernah menduga
ada tempat seromantis ini di Jogja. Tempat makan yang berada di pinggir kolam
buatan dengan sinar lampu kuning dan lilin-lilin kecil di meja. Tak kalah
romantis meja-meja kecil untuk sepasang kekasih tertata rapi di jembatan cinta.
18. Bertemu traveler
dari berbagai dunia di Resto Viavia
0 komentar:
Post a Comment