Dengan falsafah 'alon-alon waton mateng' (biar lambat, asal matang), proses memasak bakmi ini dikerjakan per porsi, bukan banyak porsi dalam sekali masak.
Bakmi Jawa
Bakmi Jawa
Lelah dan lapar setelah berpetualang di Yogyakarta? Isi kembali semangat traveler dengan menyantap Bakmi Jawa.

Mau yang godhog (disajikan dengan kuah) atau goreng (tanpa kuah), dijamin traveler akan kembali siap menjelajah kota Jogja lagi setelah menyantap kuliner khasnya ini.

Bakmi Jawa khas Jogja ini benar-benar istimewa. Dengan falsafah alon-alon waton mateng (biar lambat, asal matang), proses memasak bakmi dikerjakan per porsi, bukan banyak porsi dalam sekali masak.

Hal ini bertujuan agar bumbu tercampur sempurna dengan mie sehingga hasil akhir cita rasa dan kematangan mie menjadi maksimal.

Karena itu, meski bumbunya terbilang sederhana, yakni hanya terdiri dari bawang merah, bawang putih, cabai, kemiri, merica, garam, dan udang, hasil pengolahan 'alon-alon waton mateng' ini mampu menghasilkan rasa gurih segar yang membuat ketagihan.

Soal bahan baku, bahan-bahan yang digunakan antara lain mie, telur bebek, suwiran daging ayam, seledri, daun bawang, dan kubis.

Untuk menambah keindahan penyajian, ada yang menambahkan irisan seledri dan bawang goreng. Sementara kuah kental nan gurihnya berasal dari rebusan ayam kampung yang
dicampur dengan kocokan telur bebek. Sudah terbayang kelezatannya?

Keistimewaan berikutnya terletak pada alat masak yang digunakan. Dimasak diatas anglo atau tungku tanah liat dengan bahan bakar dari arang. Konon inilah yang semakin menambah kelezatan Bakmi Jawa.


Tergoda untuk mencicipinya? Pastikan Bakmi Jawa khas Jogja ini jadi asupan energi traveler sebelum kembali menjelajah Jogja. Ingin mengeksplor hal lainnya tentang Jogja? Lihat di sini.

0 komentar:

Post a Comment

 
Top